Perubahan Perilaku Kehidupan Sehari-hari Akibat Sosial Media

Saya setuju, setiap perubahan maupun dampak yang diakibatkan oleh apapun itu, termasuk salah satunya sosial media baik positif maupun negatif adalah tergantung kepada personality dari masing-masing individu. Namun paling tidak, perubahan perilaku kehidupan sehari-hari akibat sosial media ini memang terjadi setidaknya pada diri kita sendiri baik disadari atau tidak.

Bagaimana pengaruh media sosial dalam kehidupan sehari-hari?

Menurut saya sendiri sebenarnya sederhana namun karena ini merupakan perilaku yang terus-menerus dilakukan tanpa sadar setiap hari bahkan setiap saat, maka ini menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya menerap tidak hanya saat sedang menggunakan sosial media saja, namun juga berdampak perilaku keseharian. Berikut adalah beberapa contoh yang pernah saya alami:

Perubahan Perilaku Kehidupan Sehari-hari Akibat Sosial Media

1. Scrolling di Media Sosial dan Manajemen Waktu

Ini kerap saya alami, bahkan dulu bisa hampir setiap hari! seringnya saya alami saat saya berada di depan laptop. Saat membuka laptop, niat awalnya adalah ingin menulis update konten untuk blog karena memang sudah beberapa minggu tidak update misalnya.

Namun yang terjadi biasanya pertama kali yang dibuka di browser adalah akun media sosial. Alih-alih punya alasan ingin sembari mencari ide atau sekedar menyapa teman-teman online, pada akhirnya justeru malah terjebak larut dalam aktivitas scrolling. Ada saja yang menarik dan membuat menunda untuk mengerjakan rencana awal update konten di blog.

Perilaku seperti ini bahkan kemudian dikenal dengan istilah Mindless scrolling. Yakni fenomena ketika seseorang larut saat menggunakan media sosial hingga lupa waktu dan aktivitas utamanya. Anda pernah mengalami ini?

Bahayanya, ini terkadang menerap sebagai perilaku di kehidupan sehari-hari yang ada hubungannya jadi lemah dalam melakukan manajemen waktu. Apalagi kegiatan yang dilakukan dianggap menyenangkan. Contoh kecilnya seperti ini, saya pernah berkunjung ke rumah teman dan mengobrol hingga jam dua dini hari. Luar biasa, bukan? 🙂

2. Terbiasa Update Status dan Cara Bersilaturahmi

“Jangan suka pamer di status medsos, dosa!” Halaaah nonsens! omong kosong! 🙂 karena memang sejatinya fitur status di media sosial ya tersedia untuk ajang pamer. Jika ada yang tidak setuju dengan ini, silakan sampaikan di kolom komentar, ya.

Ini seringkali juga secara disadari atau tidak mempengaruhi dalam perilaku dan cara kita saat bersilaturahmi, baik bersama teman, kolega atau bahkan keluarga. Coba saja perhatikan: saat berkumpul bersama keluarga besar misalnya, berapa persen ada pertanyaan atau diskusi tentang keadaan anggota keluarga apakah baik-baik saja atau justeru malah sedang dalam kesulitan dan kepayahan. Bandingkan hal ini dengan cerita tentang pencapaian, kemudahan atau bahkan prestasi yang baru-baru ini didapatkan.

Kalau saya rasakan, ini sangat jauh berbeda saat berkunjung silaturahmi tahunan semisal saat liburan lebaran dahulu sebelum ada sosial media. Sependek ingatan saya, dulu jika berkumpul di kampung ya bertukar atau berbagi oleh-oleh hingga membawa petasan yang kemudian berbagi kepada anak-anak kampung lalu akhirnya kita bermain perang-perangan 🙂

Perbedaan Suasana Liburan Anak di Kampung

Bahkan saya masih ingat saat sedang waktunya makan bersama, pertanyaan yang sering saya dengar pertama kali adalah: “Bagaimana kondisi kamu dan keluarga, dek.. mas.. mbakyu.. kami dengar kemarin sedang ikhtiar untuk mewujudkan sesuatu, bagaimana perkembangannya, apakah ada kesulitan?” Pertanyaan yang sederhana, namun mampu meleburkan suasana larut dalam nuansa yang jauh dari rasa sombong dan pamer.

Berbeda dengan saat ini. Bahkan baru-baru ini saja saya sering mendapati isteri saya dihubungi oleh teman dan beberapa keluarganya. Karena terbiasa di loud speaker, maka saya juga bisa ikut mendengar percakapan mereka. Apa yang saya dengar? ya.. seperti mereka saat update status di sosmed saja. Jadi sama saat saya melihat di status mereka, upload foto liburan, makan enak atau kolase photo saat pergi umroh.

Nah.. mungkin itu saja sedikit cerita pengalaman saya tentang Perubahan Perilaku Kehidupan Sehari-hari Akibat Sosial Media yang bisa saya tuangkan di blog ini. Saya tidak berniat untuk menyimpulkan bahwa akibat-akibat tersebut adalah positif atau negatif, silakan disepakati sendiri dengan logikanya masing-masing. Semoga ada manfaatnya.

Suatu komitmen menghadirkan konten yang informatif, edukatif, dan akurat untuk para pembaca. Saya berusaha akan hal itu sampai saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *