Tips Mudah Terhindar dari Penipuan Rekayasa Sosial
Di era informasi teknologi digital, fenomena ini sering kita kenal dengan nama populer Social Engineering Hacking Methods. Terkesan menyeramkan ya, namanya. Pernah mendengar istilah tersebut? Jika belum, yuk.. kita baca artikel tentang Tips Mudah Terhindar dari Penipuan Rekayasa Sosial ini sampai selesai.
Pengertian Singkat Rekayasa Sosial
Rekayasa sosial (bahasa Inggris: Social engineering atau disingkat soceng) adalah manipulasi psikologis dari seseorang dalam melakukan aksi atau menguak suatu informasi rahasia. Rekayasa sosial umumnya dilakukan melalui telepon atau Internet — Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Rekayasa sosial merupakan salah satu metode yang digunakan oleh pelaku penipuan untuk memperoleh informasi tentang targetnya, dengan cara meminta langsung kepada korban atau pihak lain yang memiliki informasi tersebut.
Mengapa disebut informasi tersebut langsung dari pemiliknya? Faktanya, korban dari akibat tindakan rekayasa sosial ini memang kebanyakan sudah dalam keadaan terlanjur memberikan data pribadi berupa informasi lengkap kepada pelaku rencana penipuan. Atau dengan pengertian lain, telah bersedia untuk memberikan informasi apapun yang dibutuhkan, secara tidak sengaja (tanpa sadar).
Contoh Kasus Akibat Terkena Social Engineering
Banyak sekali aneka ragam bentuk akibat dari seseorang atau bahkan suatu kelompok telah terkena dampak dari social engineering ini. Namun yang paling sering terjadi di masyarakat umum adalah bentuk penipuan dengan modus meminta isi pulsa dan juga meminjam uang.
Salah satu contoh kasus yang sering terjadi adalah ketika kita tiba-tiba menerima pesan melalui aplikasi chat dari salah seorang teman dekat atau bahkan keluarga yang menyampaikan bahwa Ia sedang dalam kondisi tertentu, sehingga meminta bantuan Anda untuk segera melakukan pengiriman sejumlah uang dengan cara transfer.
Saat melakukan percakapan, bisa saja berasal dari nomor yang memang saat ini digunakan sebagai kontak, atau nomor yang berbeda dengan foto profil yang sama dengan aslinya. Jika nomornya berbeda, bisa saja diawali dengan menerangkan bahwa sedang meminjam handphone teman atau orang lain.
Cara Peretas Melakukan Rekayasa Sosial
Sebenarnya, saya kurang pas jika pelaku penipuan ini dikatakan sebagai seorang peretas atau bisa kita kenal dengan istilah Hacker. Mengapa demikian? Karena sependek yang saya tahu, hacker adalah sebuah kegiatan khusus yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tertentu dengan menggunakan metode secara teknis.
Sementara pelaku Social Engineering, berusaha untuk bisa mendapatkan data informasi yang diperlukan dengan cara lebih ke memanfaatkan sisi psikologis calon korbannya. Atau bahkan dengan cara memanfaatkan apa yang sekiranya dapat membuat calon korban tertarik sehingga secara tak sengaja justeru malah memberikan informasi pribadinya secara cuma-cuma.
Salah satu contohnya adalah melalui formulir survey online, aplikasi yang dapat menyesuaikan ketertarikan terhadap minat tertentu seperti pendeteksi usia dengan wajah, perjodohan dan lain sejenisnya. Untuk itu, tetap hati-hati saat Anda menemukan salah satu hal tersebut di atas melalui aplikasi chat maupun media sosial.
Berikut adalah Tips Cara Mudah Terhindar dari Penipuan Rekayasa Sosial
Agar tips ini menjadi semakin mudah untuk dicoba diterapkan, Dirman Personal Blog akan membaginya menjadi dua tipe, ya. Berikut adalah kedua tipe tersebut:
1. Tips Secara Teknis
Seperti yang kita ketahui, kemudahan memiliki sarana informasi dan komunikasi berupa alat digital seperti smartphone, tablet maupun laptop, terkadang tidak berbanding lurus dengan kepedulian kita terhadap sisi sekuritasnya. Contohnya banyak, antara lain adalah:
- Membuat akun email dan sosial media menggunakan nomor handphone sebagai identitas utama (username).
- Sering mengganti foto profil yang secara detail terlalu mencerminkan situasi pribadi keseharian atau bahkan suasana lengkap saat bersama keluarga maupun barang/harta milik pribadi, seperti smartphone, mobil, kartu atm dan lain sejenisnya.
- Malas untuk melengkapi alat digital pribadi dengan sistem sekuritas. Padahal, ini biasanya sudah tersedia secara gratis, seperti misalnya password berupa pola maupun sidik jari saat akan membuka smartphone.
Nah, jadi kita sudah bisa menarik kesimpulan. Bahwa tips sederhana agar terhindar dari penipuan akibat rekayasa sosial secara teknis adalah dengan cara menerapkan fasilitas sekuritas bawaan yang tersedia pada alat informasi serta komunikasi digital, termasuk semua aplikasi yang kita gunakan sehari-hari.
Bahkan, beberapa layanan penyedia akun social media maupun email, saat ini menyediakan fitur keamanan tingkat tinggi berupa 2 factor authentication. Perlu diingat, menerapkan sistem keamanan yang mumpuni, tidak akan berbanding sejajar dengan kemudahan. Artinya, Anda akan dibuat sedikit repot dengan menerapkan hal tersebut, namun hasilnya akan lebih aman.
2. Tips Non Teknis
Tips ini juga mudah untuk dilakukan. Jika kita mengacu kepada pembahasan sebelumnya tentang bagaimana Cara Peretas Melakukan Rekayasa Sosial, maka hal yang perlu serta wajib untuk diterapkan saat sedang terhubung dengan jalur koneksi internet adalah beberapa poin penting seperti di bawah ini:
- Jangan langsung membuka tautan berupa link yang tidak jelas (ini biasanya sering terjadi dengan cara dibagikan melalui grup chat).
- Jangan mudah mengisi jawaban sebuah formulir survey, apalagi jika pertanyaan tidak relevan dengan tujuan survey, atau bahkan terkesan sering bertanya sesuatu yang sifatnya pribadi, seperti kapan terakhir berkumpul bersama keluarga, nomor identitas, minat khusus dan lain sejenisnya.
- Disarankan untuk tidak sering, atau jika perlu tidak usah mencoba sebuah fitur yang memang tidak terlalu bermanfaat agar kita tidak terlalu mudah terjebak dalam modus Social Engineering.
- Jangan membuat password dengan sesuatu yang mudah ditebak.
- Pastikan password akun serta alat digital Anda selalu aman, tidak diketahui oleh orang lain.
- Pastikan selalu menggunakan koneksi internet terpercaya serta aman, jika harus menggunakan akses internet publik, disarankan untuk melengkapi dengan keamanan tambahan seperti virtual private network (vpn).
- Bilamana memiliki kemampuan finansial lebih, pisahkan alat digital untuk penggunaan pribadi dan keperluan bisnis.
- Usahakan menggunakan kata atau huruf sandi yang berbeda untuk setiap masing-masing akun digital maupun perbankan.
Demikian artikel tentang Tips Mudah Agar Terhindar dari Tindakan Penipuan Akibat Rekayasa Sosial. Semoga bermanfaat paling tidak untuk mengurangi atau bahkan menghindarkan Anda dari penipuan online.
Atau mungkin Anda punya pengalaman pernah menjadi korban penipuan yang disebabkan oleh Social Engineering? Lalu bagaimana Anda mengatasi agar kejadian tersebut tidak terulang kembali, baik terhadap diri Anda sendiri, teman maupun keluarga?
terima kasih banyak artikel informatifnya Kang Dirman, memang nih semakin canggih dunia digital semakin banyak pula prilaku kejahatan di dunia maya..
Kalo misal kayak silakan cari nama korea kamu berdasarkan tanggal lahir, nah, itu termasuk rekayasa sosial gak ya? Banyak banget terjadi di Facebook.
Disebut rekayasa sosial jika kemudian data surveynya tidak relevan, terlalu detail, kemudian digunakan memang untuk tujuan tertentu, bukan sekedar permainan. Lebih aman membuat nama sendiri saja, kak.. heuheuhe.
Foto bareng keluarga atau yang sudah berkeluarga malah foto anaknya di publikasikan di medsos juga perlu waspada.
Lebih baik hati-hati dan bijak selalu sih memang untuk terhindar dari hal-hal yg tidak diinginkan
Ternyata ini ya yang disebut rekayasa sosial. Eh baru tau juga kalo singkatannya soceng hehee. Makasih nih jadi lebih tau.
Karena sekarang di era digital maka kita harus benar2 cermat menggunakannya ya Kang, supaya data2 pribadi kita jadi gak kesebar ke mana-mana. Terlebih mengisi form yg gak jelas2 itu, yg penting kita harus jeli bnget supaya gak jadi korbannya
Jadi sebenarnya, adanya kasus penipuan akibat dari rekayasa sosial (social engineering) ini, lebih disebabkan karena “kesalahan” sendiri, ya?
Hmm.. memang harus lebih bijak lagi nih dalam menggunakan aset digital teknologi.
Duh memang harus berhati2 jaman sekarang ini. Terima kasih kak tipsnya sangat membantu
Aktivitas membagikan informasi pribadi ini memang bahaya sekali jika dilakukan di dunia maya. Di FB sering ada aplikasi-aplikasi buat lucu-lucuan misal siapa jodohku, seperti apa wajh tuaku nanti, artis yang mirip denganku, dll yang ternyata untuk mengikuti permainan itu mesti memasukkan informasi diri berupa identitas dll. Banyak teman yang melakukannya, padahal ini termasuk bahaya. Di grup job blogger yang ada di FB pun sering ada lowongan kerja yang mengharuskan mengisi form dengan kolom-kolom yang menurut saya berlebihan sampai minta nomor rekening, upload KTP, dll.
Itu yang jelas2 mesti dihindari. Tapi ada pula kegiatan sekolah yang mengharuskan anak posting hasil karyanya di medsos sambil menyebutkan nama, tgl. lahir, alamat rumah, dll. Tanpa sadar sekolah telah membuat informasi anak tersebar. Ini bahaya.
Waaah, lengkap sekali tambahannya. Terima kasih, kak. Semoga menjadi manfaat bagi yang membaca informasi ini.
Ini nih yang harus diketahui banyak orang karena banyak sekali khususnya yang awam gampang ketipu dengan panggilan telepon atau sms
penipuan rekayasa sosial nih bener-bener parah ya. kadang kalau kita lagi gak fokus bisa aja ketipu. emang harus teliti dari kita sendiri juga ya
Bner banget kak. Skrang tu banyak banget penipuan dimana mana. Makanya aku suka ga mau angkat telpon dari nomor yang ga dikenal. Trus aku ga suka ngeklik link yang aneh menurut aku. Aku jg pasang pengaman ekstra ama medsos aku ama ga suka share kegiatan secara detail. Apalagi ga ngshare data pribadi juga ke umum. Untuk menghindari hal yang ga diinginkan aja
Senang membacanya, jangan lupa berikan edukasi seperti ini juga kak, paling tidak di keluarga, agar tidak mudah terkena dampak Social Engineering.
nahh belakangan lagi rame tuh yg sign sign up aja, dapet ratusan dollar huhu, dan ternyata web nya web cloning an, makanya mesti iqraaaa terus deh setiap dapet info2 online yg beredar yaa meskipun janjinya menggiurkan