Akibat Stigma: Penderita Kusta Terlambat Sembuh

Puluhan tahun silam, saya masih tinggal di sebuah daerah pemukiman yang jauh dari jangkauan tenaga medis serta sumber informasi ahli, saya masih sering menjumpai orang dengan penyakit kusta mendapat “perlakuan khusus” dalam masyarakat. Inilah kenyataan bahwa Akibat Stigma: Penderita Kusta Terlambat Sembuh!.

Bukannya diberikan perhatian dengan cara diobati secara berkala, malah terkadang justeru dikucilkan dari warga masyarakat lainnya.

Hal ini bahkan berlangsung selama beberapa tahun, sampai akhirnya kampung tempat saya tinggal memiliki sebuah fasilitas umum berupa layanan kesehatan. Walaupun kecil, namun paling tidak, ada orang yang lebih profesional sesuai dengan bidangnya untuk membantu memberikan informasi yang benar, termasuk tentang penyakit kusta.

Akibat Stigma: Penderita Kusta Terlambat Sembuh
Tangkapan Layar Acara Talkshow Gaung Kusta di Udara

Dan beberapa waktu yang lalu, kenangan ini kembali hadir di benak saya saat mengikuti sebuah acara Talkshow dengan tema “Gaung Kusta di Udara“. Acara ini disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Berita KBR, bersama narasumber dr. Febrina Sugianto, (Junior Technical Advisor NLR Indonesia), serta Ibu Malika, (Manager Program & Podcast KBR). Ini merupakan kesempatan serta pengalaman yang luar biasa bagi Dirman Personal Blog.

Stigma Berlaku Seumur Hidup Pada OYPMK

Sedih rasanya jika mendengar ini, tak hanya saat terjangkit penyakit kusta, bahkan stigma ini bisa saja berlaku seumur hidup pada mereka setelah sembuh dari kusta. Hal ini seperti yang disampaikan oleh dr. Febrina, saat beliau melakukan riset langsung.

Banyak sekali orang yang masih menilai bahwa penyakit kusta itu adalah kutukan, akibat dari perbuatan dosa yang dilakukan di masa lalu, bahkan ada yang berpendapat bahwa penyakit kusta tidak dapat disembuhkan!”.

Orang Yang Pernah Mengidap Kusta (OYPMK), akan semakin sulit mengembangkan kebaikan dirinya di masyarakat jika stigma tersebut terus berlaku dan tidak dapat dihilangkan.

Sebagai pegiat teknologi informasi, kami sebagai narablog juga perlu memiliki peran nyata dalam menghapus stigma penyakit kusta tersebut. Banyak cara melakukannya, bisa dengan memposting artikel edukasi tentang apa itu penyakit kusta sebenarnya, membuat konten di media social, serta cara sejenis lainnya. Intinya, jadikan aset teknologi digital yang kita miliki ini sebagai penyalur informasi yang baik, mendidik serta benar.

Sebagaimana juga yang disampaikan oleh Ibu Malika, selaku Manager Program & Podcast KBR : “Kami juga telah melakukan banyak diskusi dengan teman-teman di NLR Indonesia, bahwa kita perlu mengetahui batasan-batasan tertentu agar tidak menyakiti pihak penderita itu sendiri atau bahkan justeru semakin memperuncing stigma, saat menyampaikan edukasi melalui online, salah satunya dengan menggunakan podcast.

Nah salah satu caranya adalah dengan menyampaikan informasi yang juga dapat dipertanggung jawabkan, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mitos Tentang Penyakit KUSTA

  • (✘) Tidak Bisa Disembuhkan,
  • (✘) Penyakit Kutukan dan Dosa,
  • (✘) Hanya Menyerang Pada Orang Usia Lanjut (Lansia),
  • (✘) Sangat Mudah Menular Walaupun Tidak Bersentuhan,
  • (✘) Merupakan Penyakit Keturunan.

2. Fakta Tentang Penyakit KUSTA

  • (√) Walaupun memang memerlukan proses terapi yang cukup memakan waktu. Namun demikian, penyakit kusta dapat disembuhkan.
  • (√) Secara medis, tak ada penyakit yang kemudian disebabkan karena perbuatan dosa bahkan kutukan semata, kusta ini termasuk penyakit medis, jadi bukan gegara kedua hal tersebut di atas.
  • (√) Kusta disebabkan karena bakteri, jadi tak ada istilah kusta hanya menjangkit yang tua saja, siapapun bisa kena, termasuk anak-anak.
  • (√) Fakta secara medis, penyakit kusta dapat menular dengan cara terhirupnya lendir/droplet saat penderita mengeluarkannya secara tak sengaja, seperti ketika batuk. Jadi, tidak ada bukti hanya karena berdekatan saja, lalu kemudian kita dapat ketularan kusta.

Jadi, kesimpulan dari pengalaman berharga ini adalah: Sebenarnya sudah banyak sekali tindakan nyata yang dilakukan baik medis maupun pihak lain yang peduli untuk memberikan edukasi serta penanganan maksimal terkait penyakit kusta.

Namun, keberadaan stigma kusta ini memang menjadi kendala yang cukup riil. Nah, mari berperan sesuai dengan apa yang kita mampu dan miliki untuk membantu agar #IndonesiaBebasKusta, segera! kita semua pasti bisa, InsyaAllah.

Punya pengalaman menarik tentang bagaimana kondisi Akibat Stigma: Penderita Kusta dan orang dengan penyakit kusta di sekitar Anda? Atau bagaimana anggapan mereka tentang penyakit kusta? Silahkan sampaikan pada kolom komentar, ya. Terima kasih teleh bersedia membaca informasi ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Suatu komitmen menghadirkan konten yang informatif, edukatif, dan akurat untuk para pembaca. Saya berusaha akan hal itu sampai saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *