Songgo Buwono: Hidangan Khas Keraton Untuk Masyarakat

Selain pas dijadikan menu saat berbuka puasa di bulan suci Ramadan, Songgo Buwono: Hidangan Khas Keraton Untuk Masyarakat Yogyakarta ini termasuk unik dan enak. Anda bisa saja sering melancong liburan ke jogja, namun mungkin belum pernah sempat mencicipi salah satu kuliner khas yang satu ini. Ada kisah hebat dibalik terciptanya sebuah karya citarasa kuliner yang menakjubkan ini. Baca sampai selesai jika ingin tahu.

Songgo Buwono: Hidangan Khas Keraton Untuk Masyarakat
Songgo Buwono: Hidangan Khas Keraton Untuk Masyarakat (dok. pribadi)

1. Sejarah Arti Makanan Khas Songgo Buwono

Sedemikian khasnya, hingga kita dapat memahami sebuah arti luar biasa saat menyantap makanan tradisional Keraton Yogyakarta ini. Seperti dilansir oleh situs berita liputan6, berikut adalah arti dari makanan songgo buwono:

  • Selada, menunjukkan sebagai simbol tumbuhan penyangga bumi. Filosofinya, tumbuhan perlu dijaga terus kelestariannya agar dapat selalu bermanfaat terhadap kelestarian bumi.
  • Rogut Ayam, sebagai simbol penduduk bumi.
  • Telur Ayam, sebagai simbol gunung.
  • Selai, Fla (kuah), sebagai simbol langit.
  • Acar, diartikan sebagai simbol bintang.

Karena ide pembuatan Songgo Buwono datang dari Sultan Hamengkubuwono VII, di mana saat itu beliau merasa prihatin akan makanan sehat yang masih sangat minim dinikmati oleh masyarakat, terutama rakyat kecil, maka hadirlah kuliner khas ini dengan arti filosofi yang amat luar biasa.

Songgo Buwono, muncul dari ide Hamengku Buwono VII atas dasar keprihatinan Sultan terhadap rakyat Yogyakarta yang kurang mengonsumsi makanan sehat pada saat itu.

Kuliner Khas Tradisional Songgo Buwono
Songgo, Buwono Hidangan Khas Keraton Untuk Masyarakat.
Songgo Buwono, disajikan lengkap dengan selai dan acar.

2. Di mana Saya Bisa Membeli Songgo Buwono?

Setelah mendapat informasi dari berbagai sumber, songgo buwono dapat kita nikmati pada saat acara-acara atau resepsi keraton. Namun selain waktu tersebut, kita bisa menemukan dan membeli makanan songgo buwono ini ketika bulan ramadan datang. Biasanya ada yang berjualan songgo buwono di pasar sore, seperti di kampung Kauman dan Nitikan.

Sebagai kuliner jadul, songgo buwono tergolong makanan bergizi, lezat serta sehat. Karena terbuat dari bahan alami serta tanpa pengawet, songgo buwono memang harus langsung disajikan dan dihabiskan setelah dibuat, kalau untuk besok, bisa jadi tidak enak bahkan basi.

Sudah pernah menikmati hidangan kuliner tradisional khas Keraton Yogyakarta in bersama keluarga? Jika belum, silakan berkunjung ke tempat seperti disebutkan di atas saat sedang liburan di Jogja.

Suatu komitmen menghadirkan konten yang informatif, edukatif, dan akurat untuk para pembaca. Saya berusaha akan hal itu sampai saat ini.

17 thoughts on “Songgo Buwono: Hidangan Khas Keraton Untuk Masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *